Langsung ke konten utama

Gerakan Credit Union: Batu Ajaib dan Sup Paling Enak di Dunia

Yosef Rande, salah satu petani kopi di Sesean yang sangat terbantu 
oleh hadirnya Credit Union Sauan Sibarrung di Toraja
Di sebuah desa, seorang ibu rumah tangga terkejut mendengar ada orang di depan pintu. Ketika membuka pintu ia mendapati seorang asing berdiri dengan pakaian rapi dengan tas di tangan.

Orang asing itu meminta diberi makan karena sudah berhari-hari ia tidak makan.

Ibu itu gelagapan karena memang tidak memiliki apa-apa untuk disuguhkan. Maka terpaksa ia memohon maaf karena tidak bisa menyuguhkan apa-apa.

"Tidak apa-apa, Bu. Saya punya batu ajaib dan dengan batu ajaib ini saya bisa membuat sup paling enak di dunia," kata orang asing itu. "Tolong Ibu siapkan api dan taruh di atasnya panci yang terbesar yang Ibu punya dengan air penuh di dalamnya." Ibu itu melakukan apa yang diminta oleh orang asing itu.

Sementara itu, ibu itu pergi ke para tetangga dan mengabarkan bahwa di rumahnya ada orang asing yang dapat membuat sup paling enak di dunia dengan sebuah batu ajaib. Dalam waktu seketika berdatanganlah para tetangganya ke rumahnya untuk menyaksikan bagaimana orang asing itu membuat sub paling enak di dunia.

Ketika orang-orang itu sudah berkerumun, orang asing itu mengambil batu dari tasnya dan memasukkannya ke panci dengan air yang sudah mendidih. Ia aduk-aduk sebentar dan kemudian menciduk sedikit dan mencicipinya, katanya, "Hmmm, mulai enak. Tetapi akan lebih enak lagi kalau ada daging sapi yang bisa ditambahkan ke dalamnya."

Lalu ada seorang ibu di antara kerumunan itu yang mengatakan, "O, saya ada daging sapi di rumah." Lalu ibu itu pulang ke rumah untuk mengambil daging sapi.

Sesudah daging itu dimasukkan, orang asing itu mengaduk-aduk sebentar dan kemudian mencicipinya, katanya, "Sudah tambah enak, tetapi akan lebih enak lagi kalau ada kentang yang bisa dimasukkan di dalamnya."

Seorang ibu lain mengatakan, "O saya ada kentang di rumah. Saya akan mengambilnya."

Ketika kentang sudah ditambahkan dan orang itu mengaduk-aduk sup itu lagi beberapa saat, ia mencicipinya kembali, "Semakin enak tetapi akan lebih enak lagi kalau ada kacang merah yang bisa ditambahkan ke dalamnya."

Orang lain lagi pulang ke rumahnya untuk mengambil kacang merah. Kacang merah itu dimasukkan dan sesudah beberapa saat, orang asing itu mencicipi lagi, katanya, "Sudah tambah enak lagi, tetapi akan lebih enak kalau ada wortel ditambahkan di dalamnya."

Orang lain lagi pulang ke rumahnya untuk mengambil wortel. Wortel ditambahkan dan sesudah beberapa saat orang asing itu mencicipinya lagi, "Semakin enak, tetapi akan lebih enak lagi kalau ada sayur mayur hijau dimasukkan ke dalamnya."

Orang lain lagi pulang untuk mengambil sayur mayur hijau. Ketika sudah dimasukkan ke dalamnya dan ditunggu beberapa saat, dicicipinya kembali sup itu, katanya, "Tambah enak, sekarang garam dan bumbu-bumbu akan membuat sup ini sempurna."

Ibu tuan rumah itu mengatakan, "O saya ada."

Ketika garam dan bumbu sudah ditambahkan dan membiarkannya beberapa saat, orang asing itu mengatakan, "Sekarang piring-piring silakan ditata. Sup paling enak siap disajikan." Masing-masing pulang ke rumah untuk mengambil piring. Piring-piring ditata dan orang asing itu menuangkan ke dalam piring-piring itu sup yang sudah dibuatnya. Mereka semua dengan bersuka cita menikmati sup yang paling enak yang pernah mereka rasakan.

Sesudah orang-orang itu puas menikmati sup dan pulang kembali ke rumahnya, ibu itu bertanya kepada orang asing itu, "Batu ajaib itu apa?"

Orang asing itu menjawab, "O itu batu yang saya ambil di jalan dan saya bersihkan."

Seperginya orang asing itu, penduduk desa itu tahu apa yang harus dilakukan ketika mereka ingin menikmati sup yang paling enak di dunia.

***

Credit Union Sauan Sibarrung.
Sisi depan samping kiri kantor pusat Credit Union Sauan Sibarrung.
Cerita ini disampaikan kembali oleh Mgr. John Liku Ada', Pr. saat memberikan homili misa pembukaan Pekan Studi PSE KWI di Toraja, 9 Juli 2019 yang lalu. Cerita ini sangat pas menggambarkan apa yang terjadi di Credit Union. Gerakan Credit Union adalah gerakan pemberdayaan atau gerakan transformasi sosial yang dimulai dari transformasi pola pikir, dari pola pikir ketergantungan menuju pola pikir kemandirian, dari pola pikir konsumtif menuju pola pikir kreatif dan produktif.


Tiga Credit Union di bawah Keuskupan Agung Makassar yakni Credit Union Sauan Sibarrung di Toraja, Credit Union Mekar Kasih di Makassar, dan Credit Union Mentari Kasih di Sulawesi Tenggara dalam waktu relatif singkat telah berhasil membawa perubahan sosial melalui perubahan pola pikir para anggotanya. Ketika dorongan-dorongan menuju transformasi sosial melalui mimbar-mimbar kotbah belum berhasil membawa perubahan yang berarti, Credit Union melalui pendidikan dan pemberdayaannya telah berhasil membawa transformasi sosial karena anggota telah dibantu mengubah pola pikirnya dari konsumtif ke produktif-kreatif, dari tergantung menuju mandiri.

Martinus Pasa'ti, salah satu penggerak pertanian organik dan 
pegiat kopi dari Komunitas Padang, Mengkendek

Seperti kisah batu ajaib dan sup paling enak di atas, sebenarnya Credit Union tidak memberikan apa-apa kepada para anggotanya, selain ajakan kepada semua anggotanya untuk menyadari pentingnya saling memberi, saling mendukung, saling berkontribusi bagi kemajuan bersama. Hal ini hamya mungkin terjadi ketika sudah terjadi perubahan pola pikir di dalam diri para anggotanya. Perubahan pola pikir hanya mungkin terjadi melalui gerakan penyadaran terus-menerus melalui pendidikan yang berkelanjutan.


Business Center untuk pemberdayaan anggota Credit Union Sauan Sibarrung
Credit Union sangat sesuai dengan seruan revolusi mentalnya Presiden Joko Widodo. Ada enam nilai yang akan didorong di dalam revolusi mental, yakni kesadaran sebagai warga masyarakat yang bertanggung jawab yang tahu akan kewajiban dan haknya, dapat dipercaya (kredibilitas), kemandirian, kreativitas, bekerja sama, dan saling menghargai. Keenam nilai ini dirangkum menjadi 3 nilai dasar: integritas yang menggabungkan nilai dasar sadar sebagai warga yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya; etos kerja yang menggabungkan nilai kemandirian dan kreativitas; dan gotong royong yang menggabungkan nilai bekerja sama dan saling menghargai. Dengan demikian, Credit Union bisa menjadi ujung tombak revolusi mental yang diserukan oleh Presiden Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Credit Union Creates Values for People and Communities

Pelayanan anggota CU di TP Derri, Toraja Jumlah credit union di Indonesia pernah mencapai angka 1600-an. Tetapi sekarang ini tinggal 800-an. Dalam semester pertama tahun 2017 saja ada 28 credit union yang menghilang. Melihat kecenderungan ini, wajar kalau orang mulai ragu dan bertanya: apakah credit union akan bubar? Melihat fakta perkembangan CU di Indonesia, kita mau tidak mau dipaksa sadar bahwa CU tidak selamanya menjadi berkat dan pembawa kebaikan. Ada saatnya CU menjadi bencana dan menyebabkan bencana bagi masyarakatnya. Di lain pihak, di beberapa negara, sumbangan credit union telah sedemikian nyatanya. Salah satunya, kemajuan perekonomian di Korea Selatan tidak lepas dari sumbangsih credit union di sana. Tiga puluh persen penduduk Korea adalah anggota credit union. Selain itu, di Kanada, Amerika Utara, Australia, credit union telah berkembang dengan sedemikian baiknya. Penetrasi gerakan kooperatif ini secara global telah mencapai 8%. Dari sini kita yakin bahwa CU tidak a...

Mengubah Pola Pikir Masyarakat Purworejo

Dimulai dari Pendidikan Sosialisasi Pendidikan Sosialisasi “Pemberdayaan di CUAL dimulai dari pendidikan,” demikian disampaikan oleh Maria Kristiani, Manager CU Angudi Laras yang berkantor di kota Purworejo. “Sejak Sosialisasi sudah ditekankan bahwa keuntungan masuk CU ada dua, yaitu pendidikan dan komunitas,” demikian lulusan Fakultas Teknologi Pertanian UGM ini menekankan. Hal ini penting karena kalau anggota memahami CU sebagai lembaga simpan pinjam, Ibu kelahiran Purworejo 14 Des 1975 ini menyampaikan, mereka akan sangat susah untuk dimasuki nilai lain. Melalui pertanyaan-pertanyaan pancingan, para peserta Sosialisasi diajak untuk menyorot permasalahan yang paling jamak di masyarakat. Pertanyaan-pertanyaan itu akan menggiring mereka untuk menyimpulkan bahwa hampir semua permasalahan terkait dengan masalah ekonomi. Pertanyaan selanjutnya adalah sebenarnya apa akar masalah yang menyebabkan masalah ekonomi tersebut. Sampai tahap ini, hal yang perlu diwaspadai adalah kecenderun...

Messawa, KP dengan KL Nol

Zona Merah Kantor Pusat CU Mekar Kasih dan KP Makassar Daerah ini dulunya dikenal orang sebagai “zona merah”. Orang yang sudah mengenal daerah ini tidak akan sembarangan masuk ke dalamnya. Menurut cerita yang sekarang ini masih sempat terdengar, orang luar yang masuk ke daerah ini akan sangat beruntung kalau tidak mengalami apa-apa ketika pulang meninggalkan daerah ini. Pedagang sapi yang masuk daerah ini, misalnya, akan sangat beruntung jika setelah selesai transaksi bisa membawa pulang sapinya sampai ke rumah. Entah karena apa sapi itu akan berhenti di jalan, melepaskan diri, dan lari pulang ke penjualnya. Sang pedagang terpaksa pulang dengan tangan kosong, tentu dengan menderita kerugian. Suppiran, demikianlah daerah itu dikenal. Penduduknya suka berjudi. Bahkan ada semacam pepatah, bukan orang Suppiran kalau tidak berjudi. Kantor Pelayanan Messawa Seandainya saja orang-orang CU Mekar Kasih tahu, mereka tentu tidak akan membiarkan orang-orang dari daerah ini masuk menja...